Beberapa Masalah Puasa
29 April 2020 08:00 WIB | dibaca 689

LPPA Kab. Magelang
Kajian Ramadhan hari ke-6
1. Puasa menjadikan sehat
Rasulullah S.A.W bersabda:
Artinya : Berpuasalah kamu supaya kamu sehat. (Al Jami’ushshogir : 2/46 baris. 30 dari atas).
Keterangan : Ucapan lisan Nabi utusan Allah itu menjelaskan kepada kita bahwa puasa itu menjadi sebab sehatnya kita, yaitu sehat jasmani dan rohani. Sehat jasmani yaitu sehat tubuh kita dari berbagai macam penyakit yang bersifat lahiriyah.
Sedangkan sehat rohani adalah sehat dari berbagai macam penyakit rohani, seperti tidak jujur, tidak amanah, iri, dengki, dan lain sebagainya. Nah sabda Nabi utusan Allah diatas , bahwa puasa adalah penangkalnya dari berbagai macam penyakit, baik yang bersifat jasmani maupun bersifat rohani.
2. Ibadah puasa tiada bandingannya
Dalam hadits yang diriwayatkan dari An - Nasa’I yang artinya “Dari Abi Umamah dia berkata : Aku datang kepada Rasulullah S.A.W seraya aku berkata : Perintahlah aku dengan suatu perintah, akan aku laksanakan perintah dari engkau itu! Nabi menjawab : “Biasakanlah kamu berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu ibadah yang tidak ada bandingannya!” (H.R. An Nasa-i : juz 2, halaman 165, pada baris 6 - 7 dari atas ).
Perintah Nabi kepada sahabat Abu Umamah itu menjadi pelajaran dan petunjuk bagi semua umat pendukung sunnahnya supaya membiasakan puasa sunnat semaksimal kemampuan. Sebab ibadah puasa itu nilainya disisi Allah tidak ada yang membandinginya. Kecuali itu ada akibat positif yang banyak sekali bagi orang yang berpuasa, diantaranya membuat sehat jasmani dan rohani sebagaimana sabda Nabi tersebut pada nomor satu diatas, puasa sunnat sebagai penambal kurang sempurnanya puasa wajib dan puasa menjadi sebab dikabulkannya doa bagi orang berpuasa itu sebagaimana sabda Nabi :
Artinya : Ada tiga golongan orang yang tidak ditolak doannya, yaitu : doa orang yang berpuasa, doa kepala negara yang adil, dan doa orang yang teraniaya. Allah mengangkat doa-doa itu diatas awan dan dibuka untuk doa itu semua pintu langit, dan Allah berfirman : “Pastilah Aku menolong kamu walaupun sudah beberapa waktu”. (H.R. Ahmad : juz 2 halaman 445, pada baris 9 - 11 dari atas).
3. Sebab puasa dijauhkan dari api neraka.
Rasulullah S.A.W bersabda :
Artinya : Barangsiapa berpuasa satu hari di jalan Allah (puasa sunnat), dengan puasa satu hari itu Allah berkenan menjauhkan neraka dari wajah orang yang berpuasa itu sejauh perjalanan tujuh puluh tahun. (H.R. An Nasa’i : juz 2, halaman 174, pada baris 10 - 11 dari atas).
RAMADHAN ITU PEMANASAN
Berdasarkan makna Ramadhan itu adalah panas, terik, menjadi terbakar, maka Bulan Ramadhan itu bisa disebut sebagai “Bulan Pemanasan”, yakni bulannya lebih menyemangatkan ibadah dan amal sholeh dibanding dengan bulan bulan lainnya.
Misalnya di bulan Ramadhan ada:
1. Kewajiban puasa sebulan suntuk, sedangkan bulan bulan biasanya tidak ada puasa, ini menandakan hebatnya bulan Ramadhan
2. Adanya sholat sunah malam dengan berjamaah yang dicontohkan oleh Rasulullah S.A.W yakni sholat tarawih sedangkan bulan bulan lainnya tidak ada. Itulah hebatnya bulan Ramadhan
3. Tadarrus Al-Qur’an yang didatangi dan disaksikan oleh malaikat Jibril sedangkan di bulan bulan lainnya tidak seperti ini, itulah kehebatan bulan Ramadhan maka jangan lupa untuk selalu tadarus Al- Qur’an
4. Adanya peningkatan infaq atau infaq kejutan lebih menonjol yang dicontohkan oleh nabi Muhammad S.A.W marilah kejutkan infaq Ramadhan
5. Adanya Lailatul Qadar yang pahala ibadah dan amal sholeh di dalamnya lebih banyak daripada 1000 bulan atau 83 tahun lamanya. Sedangkan di bulan bulan lain tidak ada seperti itu
6. 10 hari terakhir bulan Ramadhan untuk mengahiri bulan Ramadhan Rasulullah S.A.W melakukan iktikaf sedangkan di bulan bulan lain tidak diakhiri iktikaf seperti itu, itu semua kehebatan di bulan Ramadhan.
Atas dasar itu semuanya, maka orang beriman yang masih hidup dan menemui bulan Ramadhan harus mengikuti jejak Nabi utusan Allah yang menjadi teladan, bagi kita semua yaitu meningkatkan semangat beribadah dan amal sholehnya.
Artinya : Bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil).
Karena itu, barangsiapa diantara kamu hadir dibulan itu (hidup menemui bulan Ramadhan), maka supaya ia berpuasa di bulan itu (Q.S. Al Baqarah : 185).
Keterangan : Di ayat tersebut diatas kita dapat melihat kehebatan bulan Ramadhan dengan diturunkannya pemulaan Al-Qur’an dan adanya perintah puasa sebulan suntuk bagi siapa saja dari orang beriman yang hidup menemui bulan Ramadhan dan adanya“Lailatul Qadar” yang sangat hebat itu. Untung bagi manusia yang hidup menemui bulan Ramadhan dan penuh beribadah sepanjang ajaran Nabi.
Artinya : Dari Ibnu ‘Abbas dia berkata : Adalah Rasullah S.A.W manusia dermawan, dan adalah lebih (tampak) menonjol kedermawaan beliau didalam bulan Ramadhan ketika beliau bertemu dengan malaikat Jibril. Dan adalah malaikat Jibril menemui beliau (Rasulullah S.A.W) disetiap malam dari bulan Ramadhan , lalu dia (Jibril) mentadaruskan Al-Qur’an kepada beliau (Nabi). Sesungguhnya Rasulullah S.A.W itu lebih dermawan dari pada angin meniup. (H.R. Bukhori : juz 1, halaman 8, Nomer haditsnya 6, dalam “Babu Kaifa Kana Bad-ul Wahyi”).
Riwayat tersebut diatas menunjukkan kepada kita bahwa Nabi sosok manusia dermawan dan lebih menonjol atau lebih mengejut kedermawaan beliau apabila berada di bulan Ramadhan dari pada angin meniup. Kalau angin kadang-kadang meniup dan kadang-kadang tidak meniup. Sedangkan Rasulullah S.A.W. ajeg atau selalu membiasakan kedermawaan beliau, bukan kadang-kadang dermawan dan kadang-kadang cetil. Demikian juga kedesiplinan beliau menderas Al-Qur’an.
Materi diperoleh dari makalah pengajian Bapak Zen Fanani nomer halaman 2043-2044 dan 2925-2926.