'Aisyiyah

Gerakan Perempuan Muslim Berkemajuan

Berita
Orang Yang Paling Baik akhlaknya sebagai Pemenuhan Ibadah di Bulan Ramadhan
30 April 2020 21:35 WIB | dibaca 1418
 
Assalamu'alaikum Warohmatullohi wabarokatuh.
 
Ibu ibu yang di muliakan Alloh.
Semoga pagi ini kita  dalam keadaan sehat wal afiat senantiasa dalam lindungan Alloh SWT.
Dalam situasi pendemi wabah covid 19  kita tetap bisa melaksananka ibadah di bulan Romadlon dengan penuh hikmat dgn penuh ketaqwaan dan senantiasa mengharap ridlo dari Alloh Subhanahu Wa Taala.
Pada kesempatan ini kami dr PCA Tempuran akan menyampain Tausiyah pagi  Romadlon dgn sebuah judul:
 
*🌹ORANG YANG PALING BAIK AKHLAKNYA
SEBAGAI PEMENUHAN  IBADAH DI BULAN ROMADLON*🌹
 
Semoga nantinya bisa disimak dan bermanfaat bagi kita semua . Aamiin.
 
Bismillahirrohmanirrohiim.
 
Bahwasanya Akhlak baik atau  Akhlak mulia wajib dimiliki dan diamalkan oleh seorang muslim, sebagai pemenuhan perintah Allah SWT.
Tergolong akhlak baik antara lain sebagai berikut:
1.Malu (Haya’).
“Malu itu sebagian dari iman” (HR Muttafaq ‘Alaih).
“Sesungguhnya sebagian yang didapatkan manusia dari perkataan nabi-nabi terdahulu ialah ‘Jika kamu tidak malu, maka berbuatlah sesukamu!’” (HR Bukhari).
Malu adalah perasaan untuk tidak ingin direndahkan atau dipandang buruk oleh pihak lain. Jadi, malu adalah persoalan harga diri atau gengsi. Malu yang paling utama adalah malu kepada Allah SWT sehingga tidak berbuat sesuatu yang melanggar aturan-Nya. Malu kepada manusia harus dalam konteks malu kepada-Nya.
 
2.Menahan diri tidak cepat marah
Marah dapat membawa malapetaka. Orang sedang marah dikuasai hawa nafsu dan setan. Pikirannya menjadi tidak jernih, tidak bersih. Akalnya menjadi tidak berfungsi normal. Tentu hal itu bisa mendorong orang yang sedang marah itu, jika tidak bisa mengendalikan diri, pada perbuatan yang akan disesalinya, mengikuti hawa nafsu, lepas kedali diri.
"Bukanlah orang yang gagah perkasa namanya ia yang kuat bergulat, tetapi yang disebut gagah perkasa itu ialah orang yang dapat mengendalikan nafsunya (dirinya) ketika sedang marah" (HR Bukhari dan Muslim).
Untuk meredam marah, Rasulullah Saw mengajarkan agar berwudhu.
"Sesungguhnya marah itu datangnya dari setan, dan setan itu dijadikan dari api. Sesungguhnya api itu dapat dipadamkan dengan air. Maka apabila salah seorang di antaramu marah, berwudhulah" (H.R. Abu Daud).
 
3.Berkata jujur atau benar (shidqi).
“Hendaklah kamu berpegang pada kebenaran (shidqi) karena sesungguhnya kebenaran itu memimpin kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga” (HR. Muttafaq ‘Alaih).
 
4.Berbicara yang baik/ Diam
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah berbicara yang baik atau (jika tidak demikian) hendaklah diam” (H.R. Bukhari dan Muslim).
“Seorang mukmin tidak menuduh, melaknat, tidak berkata kotor, dan tidak mencela” (HR Tirmidzi).
Ciri-ciri pembicaraan yang baik adalah isinya bermanfaat, mengandung hikmah atau kebajikan, membuat senang pendengarnya, atau tidak menyakiti hati orang lain atau tidak membuat orang lain marah. 
Pembicaraan yang baik juga bercirikan penggunaan kata-kata yang benar, baku, atau sesuai kadiah bahasa yang berlaku (qaulan sadida, Q.S. 4:9), kata-kata yang tepat sasaran, komunikatif, atau mudah dimengerti (qaulan baligha, Q.S. 4:63), serta mengunakan kata-kata yang santun, lemah-lembut, atau tidak kasar dan tidak vulgar (qaulan karima, Q.S. 17:23).
 
5.Rendah Hati (Tawadhu’).
Rendah hati adalah perasaan inferior, lemah, tidak punya kekuatan atau keistimewaan apa-apa dan kecil di hadapan Allah Yang Mahabesar. Rendah hati akan membuat seseorang tidak berlaku sombong atau takabur, tidak memandang dirinya mulia. Fadhil bin Iyadh mengatakan, tawadhu’ ialah tunduk kepada kebenaran dan mengikutinya, walaupun kebenaran itu datang dari seorang anak kecil dan orang paling bodoh.
“Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di muka bumi dengan rendah hati...” (Q.S. Al-Furqon:63).
“Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku: hendaklah kamu merendahkan hati supaya tidak ada yang saling melewati batas dan tidak saling menyombongkan diri” (HR Muslim).
“Tidaklah seseorang rendah hati melainkan Allah tinggikan derajatnya” (HR Bukhari dan Muslim).
 
6.Senyum/ Bermuka manis
Senyum adalah suatu kebajikan dan sama dengan ibadah sedekah. Rasulullah Saw sangat menganjurkan umatnya agar murah senyum, atau bermuka manis. Menyenangkannya senyum dapat kita rasakan tatkala melihat keramahan orang lain pada kita. Sebaliknya, sukakah kita melihat orang cemberut dan bermuka masam terhadap kita?
“Kamu tidak bisa meratai (memberi semua) manusia dengan harta-hartamu, tetapi hendaklah bermanis muka (bastul wajhi) dan perangai yang baik dari kamu meratai mereka” (HR Abu Ya’la). 
"Janganlah meremehkan suatu kebajikan sedikit pun, walau hanya sekadar menyambut kawan dengan muka manis" (HR Muslim)
"Senyummu untuk saudaramu adalah sedekah" (HR Bukhari).
 
7.Pemaaf, Tidak Dendam
Memaafkan kesalahan manusia (‘afina ‘aninnas) dan menahan amarah adalah ciri orang bertakwa (Q.S. 3:134). 
“Allah tidak akan menambah seseorang yang suka memberi maaf melainkan dengan kemuliaan” (HR Muslim).
“Bersikaplah pemaaf maka Allah akan memuliakanmu” (HR Ibnu Abi Dunya).
“Orang yang paling dibenci Allah ialah orang yang paling menaruh dendam-kesumat” (HR Bukhari dan Muslim).
 
8.Wara’
Wara’ adalah menjauhi barang syubhat karena takut jatuh kepada keharaman. Syubhat sendiri artinya tidak dapat dipastikan halal-haramnya (berada antara halal dan haram). 
Nabi Saw mengatakan, siapa yang menjauhi syubhat berarti ia membersihkan diri dan agamanya. Siapa yang mendekati syubhat, maka dikhawatirkan termasuk pada hal haram (HR Muttafaq ‘Alaih).
 
9.Mengutamakan Orang lain&Suka Menolong 
Al itsar adalah mengutamakan,memperhatikan kepentingan orang lain. Tidak bersifat egois dan masa bodoh.
Menolong artinya membantu orang yang sedang dalam kesulitan (meringankan bebannya), baik kesulitan ekonomi maupun kesulitan dalam urusan lain selama berada pada garis kebaikan dan takwa (birri wat taqwa). Termasuk menolong orang lain adalah menutupi aibnya sehingga tidak membuatnya malu.
“Siapa yang menghilangkan kesempitan orang mukmin dalam masalah dunia, maka Allah akan mengilangkan kesempitannya besok di akhirat. Siapa yang memudahkan orang yang dalam kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan akhirat. Siapa yang menutupi aib orang mukmin, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan tetap menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu suka menolong saudaranya” (HR Muslim).
 
10. Berbuat baik pada Tetangga
Diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda,
 
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ
Artinya: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya” (Muttafaq ‘alaih).
 
11. Memenuhi Janji
Allah SWT berfirman:
 
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَوْفُوْا بِالْعُقُوْدِ   ۗ   
"Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah janji-janji."
(QS. Al-Ma'idah 5: 1)
 Dan Allah juga berfirman :
 وَاَوْفُوْا بِالْعَهْدِ ۚ  اِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْــئُوْلًا
"...dan penuhilah janji, karena janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya."
(QS. Al-Isra' 17:34)
 
Dan masih  banyak lagi akhlak ² baik yang diperintahkan untuk dimiliki seorang muslim seperti amanah, husnudzon terhadap orang yang beriman, memuliakan ulama,ortu dan orang yang mempunyai keutamaan. dsb. Muslim memiliki dan mengamalkan akhlak² yang baik semata-mata karena Allah SWT memerintahkannya, bukan karena mengharap balasan kebaikan /kemanfaatan dari manusia.
 
Nasrunminalloh Wafatkhun Qorib.
Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
🙏🏻🙏🏻🙏🏻
 
================
Sumber :
-kitab min muqowimat nafsiyah islamiyah
-http://muslimbuzzers.blogspot.com/2010/01/akhlak-baik-dan-akhlak-buruk.htmll
💝💝💝💝
Shared Post:
Berita Terbaru
Berita Terkomentari