'Aisyiyah

Gerakan Perempuan Muslim Berkemajuan

Berita
TAK PULANG BUKAN KARENA TAK SAYANG
29 April 2020 06:43 WIB | dibaca 941
 
LPPA Kab. Magelang - 05 Ramadhan 1441H
 
Marsiyatun,S.Pd
Perwakilan Cabang Ngluwar
 
Ramadhan tahun ini akan sangat berbeda dengan Ramadhan ditahun-tahun sebelumnya. Karena Ramadhan tahun ini dilalui dalam suasana musibah pandemi yang dialami oleh seluruh negara didunia.
 
Walaupun demikian kedatangan bulan Ramadhan tetap dinantikan oleh seluruh umat islam diseluruh dunia, karena keutamaan bulan Ramadhan yang sangat istimewa dibandingkan bulan lain selain bulan Ramadhan.
 
Saat ini masyarakat sedang dihadapkan dengan masalah yang sangat komplek. Dalam situasi saat ini dibulan Ramadhan kita tidak akan bisa terlepas dalam hal rutinitas budaya masyarakat dibulan Ramadhon dan lebaran yaitu budaya pulang kampung atau mudik yang setiap tahun dilakukan oleh masyarakat kita. Karena momen mudik ini akan berasa berbeda jika dilakukan dibulan lain selain Ramadhan dan bulan Syawal.
 
Keluarga dikampung akan sangat menantikan kedatangan sanak saudara yang pulang dari perantauan entah itu dari Jabodetabek atau daerah luar Jawa.
 
Namun saat ini budaya pulang kampung atau mudik tersebut menjadi larangan untuk dilaksanakan oleh masyarakat.hal ini sudah disampaikan oleh Pemerintah RI. untuk mencegah penyebaran virus Covid- 19...para pemudik umumnya berasal dari daerah zona merah penyebaran virus Covid- 19..maka dari itu pemerintah dengan tegas melarang semua masyarakat untuk tidak pulang mudik dimusim lebaran ini.
 
Pada hakekatnya silaturahmi bisa dilakukan dengan berbagai cara. Namun masyarakat kita sudah terbiasa dengan adat budaya mudik. Walaupun tidak selalu mudik itu menyenangkan, bisa kita lihat dimusim mudik jalan menjadi sangat macet dan banyak juga terjadi kecelakaan yang kadang bisa merenggut nyawa, banyak juga para pemudik yang mengalami tindak kejahatan ketika berada dijalan..
 
Mari sedikit kita cermati apa yang disebut dengan silaturahmi dalam pandangan Islam. Yang kami kutip dari artikel tentang keutamaan silaturahmi dari Muhammad Abduh Tuasikal, MSc.
 
Bahasan berikut akan mengangkat perihal keutamaan silaturahmi. Lalu akan ditambahkan dengan pemahaman yang selama ini keliru tentang makna ‘silaturahmi’. Karena salah kaprah, akhirnya jadi salah paham dengan hadits yang menyatakan bahwa silaturahmi akan memperpanjang umur. Lebih baik kita simak saja ulasan singkat berikut. Moga bermanfaat.
 
Dari Abu Ayyub Al Anshori, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang amalan yang dapat memasukkan ke dalam surga, lantas Rasul menjawab,
 
 
تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا ، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ ، وَتُؤْتِى الزَّكَاةَ ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ
“Sembahlah Allah, janganlah berbuat syirik pada-Nya, dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan jalinlah tali silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat).” (HR. Bukhari no. 5983)
 
Dari Abu Bakroh, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 
مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ اللَّهُ تَعَالَى لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةَ فِى الدُّنْيَا – مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ فِى الآخِرَةِ – مِثْلُ الْبَغْىِ وَقَطِيعَةِ الرَّحِمِ
“Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan balasannya bagi para pelakunya [di dunia ini] -berikut dosa yang disimpan untuknya [di akhirat]- daripada perbuatan melampaui batas (kezhaliman) dan memutus silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat)” (HR. Abu Daud no. 4902, Tirmidzi no. 2511, dan Ibnu Majah no. 4211, shahih)
 
Abdullah bin ’Amr berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 
لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ ، وَلَكِنِ الْوَاصِلُ الَّذِى إِذَا قَطَعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا
”Seorang yang menyambung silahturahmi bukanlah seorang yang membalas kebaikan seorang dengan kebaikan semisal. Akan tetapi seorang yang menyambung silahturahmi adalah orang yang berusaha kembali menyambung silaturahmi setelah sebelumnya diputuskan oleh pihak lain.” (HR. Bukhari no. 5991)
 
Abu Hurairah berkata, “Seorang pria mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “Wahai Rasulullah, saya punya keluarga yang jika saya berusaha menyambung silaturrahmi dengan mereka, mereka berusaha memutuskannya, dan jika saya berbuat baik pada mereka, mereka balik berbuat jelek kepadaku, dan mereka bersikap acuh tak acuh padahal saya bermurah hati pada mereka”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Kalau memang halnya seperti yang engkau katakan, (maka) seolah- olah engkau memberi mereka makan dengan bara api dan pertolongan Allah akan senantiasa mengiringimu selama keadaanmu seperti itu.” (HR. Muslim no. 2558)
 
Abdurrahman ibnu ‘Auf berkata bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 
قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَنا الرَّحْمنُ، وَأَنا خَلَقْتُ الرَّحِمَ، وَاشْتَقَقْتُ لَهَا مِنِ اسْمِي، فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلْتُهُ، وَمَنْ قَطَعَهَا بتَتُّهُ
“Allah ’azza wa jalla berfirman: Aku adalah Ar Rahman. Aku menciptakan rahim dan Aku mengambilnya dari nama-Ku. Siapa yang menyambungnya, niscaya Aku akan menjaga haknya. Dan siapa yang memutusnya, niscaya Aku akan memutus dirinya.” (HR. Ahmad 1/194, shahih lighoirihi).
 
Dari Abu Hurairah, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturrahmi.” (HR. Bukhari no. 5985 dan Muslim no. 2557)
 
Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata,
 
مَنِ اتَّقَى رَبَّهُ، وَوَصَلَ رَحِمَهُ، نُسّىءَ فِي أَجَلِه وَثَرَى مَالَهُ، وَأَحَبَّهُ أَهْلُهُ
“Siapa yang bertakwa kepada Rabb-nya dan menyambung silaturrahmi niscaya umurnya akan diperpanjang dan hartanya akan diperbanyak serta keluarganya akan mencintainya.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 58, hasan)
 
Memang terjadi salah kaprah mengenai istilah silaturahmi di tengah-tengah kita sebagaimana yang dimaksudkan dalam hadits-hadits di atas. Yang tepat, menjalin tali silaturahmi adalah istilah khusus untuk berkunjung kepada orang tua, saudara atau kerabat. Jadi bukanlah istilah umum untuk mengunjungi orang sholeh, teman atau tetangga. Sehingga yang dimaksud silaturahmi akan memperpanjang umur adalah untuk maksud berkunjung kepada orang tua dan kerabat. Ibnu Hajar dalam Al Fath menjelaskan, “Silaturahmi dimaksudkan untuk kerabat, yaitu yang punya hubungan nasab, baik saling mewarisi ataukah tidak, begitu pula masih ada hubungan mahrom ataukah tidak.” Itulah makna yang tepat.
 
Dari artikel diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa silaturahmi tidak harus dilakukan dengan berbondong-bondong pulang kampung atau mudik namun bisa kita lakukan dengan memanfaatkan tekhnologi yaitu bisa dilakukan dengan menelfon atau video call dengan keluarga dirumah.
 
Semoga dengan adanya musibah ini kita bisa mengambil hikmah yang baik, dan kita selalu diberikan kesehatan ,keikhlasan dan kesabaran dalam menjalankan ibadah puasa dibulan ramadhan ini.
 
Teruntuk yang tidak bisa pulang/mudik ku doakan semoga selalu sehat disana. Kami tahu engkau tidak pulang bukan karena tak sayang dengan kami, tetapi justru engkau menginginkan kebaikan untuk kami semua dirumah. Semoga Allah mempertemukan kita lagi dalam keadaan sehat tanpa covid diantara kita .Aamiin
 
Wallahu waliyyut taufiq.
 
Dikutip dari:
Muhammad Abduh Tuasikal, MSc.a
Www.Rumaysho.com
 
 
 
LPPA Kab. Magelang
Shared Post: